Sunday, January 17, 2010

Terlalu Banyak Buku untuk Dilahap

Agaknya saya perlu belajar tentang konsistensi, atau berkonsentrasi pada satu buku. I am a book maniac. Begitu mudahnya saya tergiur untuk membeli dan membaca buku padahal masih ada beberapa buku untuk diselesaikan. Contohnya akhir-akhir ini, saya sedang ada mood untuk menulis cerita yang berlatarkan kisah-kisah sejarah kota Berlin, tetapi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Kebetulan seorang teman saya merekomendasikan sebuah buku karangan Sven Regener - seorang penulis yang berprofesi juga sebagai penyanyi - dengan judul Der kleine Bruder. Dari judulnya mungkin memang kurang eye catching, tapi teman saya itu bisa membius dan mengompori saya dengan ceritanya yang berapi-api agar saya membaca buku itu. Well, akhirnya saya pergi ke toko buku terdekat di lingkungan kampus saya, dan melihat-lihat buku yang dituju.


Iseng-iseng melihat rak buku, saya baru ingat bahwa saya masih ada satu hutang membaca sebuah buku yang saya beli di masjid sebelum pulang ke Indonesia. Sayangnya buku itu terbengkalai akibat saya membeli dan mendahulukan buku "Emak Ingin Naik Haji", dan "Azizah Choice, Catatan Seorang Mualaf". Belum lagi di Indonesia saya membeli buku "Ayat Amat Cinta" dan membawa beberapa buku-buku punya adik saya karya Raditya Dika (ceritanya ingin belajar menulis cerita komedi). Buku yang saya lupakan itu adalah: Cinta dalam Sujudku karya Pipiet Senja.




Sebelumnya, saya juga ingat, bersama-sama buku ini saya juga membeli buku yang lain yang waktu di Amsterdam dibaca oleh Fitri, tapi saya lupa apakah buku itu saat ini masih di Fitri atau hilang di Amsterdam. Judulnya saja saya lupa.

Ketiga, tangan saya gatal setelah mengantar seorang teman dan keluarganya di Hauptbahnhof. Saya mengunjungi sebuah toko buku di sebelah Gleis 12. Setelah searching-searching, saya jatuh hati pada buku berjudul Es war einmal ein Land karangan Sari Nusseibeh yang dialih bahasakan oleh Anthony David. Buku ini mengisahkan tentang tanah Palestina yang direbut. Sudah lama saya ingin membeli lagi buku-buku tentang Palestina setelah selesai membaca buku From Beirut to Jerussalem, tapi di sini buku-buku tentang sejarah Palestina biasanya bias atau cenderung memenangkan sebuah pihak. Awalnya saya khawatir jika ternyata buku yang saya beli ini juga demikian, namun sejauh ini so far so good, walaupun baru saya baca sekitar 25%.


Di tengah-tengah membaca buku itu, saya tidak sengaja melirik kembali beberapa buku yang berdiri di atas rak. Salah satunya adalah novel Akar dari Dee. Jujur, saya suka dengan pembahasaan Dee dalam buku-bukunya, begitu lugas dan sarat makna, walaupun dari isinya banyak beberapa hal di mana saya kurang setuju. Maksud hati ingin melihat kata-kata yang digunakan dalam novel tersebut, apa daya novel itu terlalu menggigit dan membuat saya ingin terus dan terus menghabiskannya.


Perjalanan belum usai, waktu berkunjung ke ruangan kerjanya Birgit di KBRI saya melihat sebuah buku tebal yang sepertinya teramat menarik. Judulnya Die Kathedrale des Meeres, sebuah novel sejarah. Kata Birgit, buku tersebut mengisahkan kejadian-kejadian memilukan di abad pertengahan, terutama perlakuan dan kekerasan terhadap perempuan di jaman itu. Menarik bukan? Tapi saya harus mengendalikan diri saya untuk membeli buku baru lagi sebelum buku yang lama saya selesaikan.


Godaan belum kunjung usai. Kemarin usai salat Ashar di Masjid IZDB Osloer Strasse, saya menemukan sebuah buku yang lagi-lagi menggiurkan. Buku ini menceritakan seorang VJ pertama MTV Jerman, Kristiane Backer, yang mejadi mualaf dan mengobah total jalan hidupnya sesuai dengan jalan dan ajaran Islam. Judul bukunya adalah "Von MTV nach Mekka". Saya yakin, buku ini sangat inspiratif dan bisa membangkitkan semangat. Mungkin buku ini akan saya beli usai musim ujian.


Ngomong-ngomong soal ujian, semestinya bukan buku-buku itu yang harus saya baca, melainkan buku yang satu ini, karena ujiannya sudah di depan mata!


Memang, terlalu banyak buku untuk dilahap. Memang, berat rasanya untuk menjalani konsistensi. Bagaimana dengan kamu?

6 comments:

catatan pianissimo said...

Wuahahaaa.. yg paling lucu, buku terakhir,kak. Buku yg wajib dibaca. Emang bikin penasaran klo ada buku baru, apalagi referensi dr teman. Tapi, sebaiknya dibaca satu per satu dlu coz bisa liyeur euy. Klo aq, bisa kesumpet otakku baca ini itu. hehehehe v(^o^)v

Klo aku sendiri lg suka sm bukunya tetraloginya Pramoedya Ananta Toer, roman sejarah. coz kata2nya inspiring dan menggelitik bgd. Penting dibaca buat pemuda-pemudi Indonesia biar jiwa nasionalismenya tetap ada. Coba baca deh klo sempet. ^^

devyaninditha said...
This comment has been removed by the author.
devyaninditha said...

"die Kathedrale des Meeres"
baru pagi ini liat pnumpang U-Bahn di depan saya duduk lg baca buku ini mas.. klo mas dimas jd beli, saya antri jd peminjam pertamanya yaah.. hehee.. -devy-

Ummu Hudzaifah said...

"Es war einmal ein land" !!! kekny wajib baca niiii. usai klausur bolehkan saye pinjam kak Dimas??? (lg nge trend kekny manggil dimas pake "kak")

Dimas Abdirama said...

Lidya: Wah sepertinya menarik buku yang ditawarkan itu, insya Allah kalau ketemu akan saya baca, trims infonya ya!

Devy: Oke deh Dev, berarti Devy yang sudah take pertama :-)

Riska: Boleh, nanti bilang aja kapan selesai ujiannya, biar saya bisa kasih ke kakak riska juga..

catatan pianissimo said...

Di belakangnya ada tulisan "Sumbangan Indonesia untuk Dunia"
Kata temanku, buku tetraloginya Pramoedya itu jadi salah satu buku wajib bagi pelajar di beberapa negara. Kemungkinan ada di Jerman.

Sama-sama, Kak ^^