Sunday, October 19, 2008

Mengajar Bahasa Indonesia

Kategori: My Side

Mulai minggu ini saya punya aktivitas baru, yaitu mengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing di KBRI Berlin. Terus terang saya sangat tertarik serta antusias untuk pekerjaan ini, karena ini merupakan pengalaman pertama saya mengajar bahasa secara formal, terlebih di sini saya dituntut menggunakan dua bahasa, yaitu Jerman dan Indonesia. Kadang-kadang keluar juga Bahasa Inggris kalau ada beberapa kosa kata yang tidak saya pahami di Bahasa Jerman.

Sebelumnya saya berpikir, kok saya jadi sering berkecimpung di dunia bahasa ya? Padahal latar belakang saya kan semestinya insinyur di bidang bioteknologi? Dua tahun saya menjalani pekerjaan di TU Berlin yang setiap hariya sprechen Deutsch, sekarang ditambah mengajar bahasa lagi di KBRI, jadi kapan saya bekerja sesuai dengan bidang saya? Ya, nggak apa-apa, alhamdulillah bisa terhitung sebagai pengalaman. Mudah-mudahan manfaat. Yang penting kita senang dengan pekerjaan itu, karena kalau kita senang, maka kita akan mengerjakannya dengan sepenuh hati dan profesional serta memberikan yang terbaik yang mampu kita beri.



Ketika pertemuan pertama tadi, saya kaget, ternyata sebagian besar pesertanya tidak sepantaran dengan saya. Saya jadi mengurungkan niat memakai sapaan Du (kamu) di kelas, dan dengan alasan kesopanan saya tetap menggunakan kata sapa Sie (Anda) ke mereka. Alhamdulillah kelas tadi berjalan dengan baik. Pesertanya ada yang berprofesi sebagai pebisnis, karyawan, mahasiswa, seniman, polisi, musikus, bahkan ada juga seorang dosen yang sudah bergelar doktor. Sempat deg-degan juga sih, karena saya takut tidak bisa memuaskan mereka atau tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Mudah-mudahan saya bisa memberikan yang terbaik lagi.

Memang, belajar bahasa dalam waktu dua jam per minggu sangatlah kurang, ditambah lagi dengan jumlah peserta yang hampir mencapai 30 orang, yang sangat sulit untuk menciptakan suasana yang kondusif. Saya sudah menyusun silabus dan kurikulum untuk tiga bulan ke depan dengan target para peserta dapat memahami Bahasa Indonesia percakapan dan memahami bahasa tulisan sederhana, namun karena keterbatasan tadi, saya berpikir untuk merombak kurikulum itu karena tadi saja baru setengah target harian yang berhasil dijalankan. Alternatif lain yang akan saya ajukan ke Atase Pendidikan adalah menambah waktu pertemuan atau menambah jumlah kelas. Mungkin ini bisa dijadikan sebagai salah satu solusi.

Namun tantangannya adalah, berdasarkan pengalaman, jumlah peserta yang ikut kursus biasanya akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Mudah-mudahan peserta di kursus kali ini tetap konsisten untuk hadir. Hal menjaga stabilitas konsistensi kehadiran ini menjadi tugas berat saya, karena sangat berkaitan dengan persepsi peserta terhadap kursus ini, baik dari segi kualitasnya, maupun dari segi cara pengajarannya. Mudah-mudahan Allah melancarkan tugas ini, karena namanya masih mencari pengalaman, ya saya masih mencoba-coba dan meraba-raba bagaimana sebaiknya tugas ini dijalankan.

Ala kulli hal, kita lihat ke depan, yang jelas I'll try to do my best. Yuk, kita isi kesempatan-kesempatan yang ada di hadapan kita sebaik mungkin. Kita isi dimensi ruang di kepala kita dengan mimpi-mimpi, yang dengannya dapat menumbuhkan motivasi untuk merealisasikannya. The story will be continued, I think..

5 comments:

Anonymous said...

Wah..mengajar bahasa Indonesia di Jerman...?
Saya pikir hanya orang Indonesia saja yang harus/mesti belajar bhs asing...ternyata ada juga orang asing yang mau belajar bhs Indonesia..:D

Salam kenal..
Oh, ya..blognya Pak Dimas saya link ke blog saya...
Mohon izinnya..

Dimas Abdirama said...

Salam kenal juga, Mbak. Silahkan dilink..

Aoi said...

Bagaimana caranya menjadi seorang pengajar Bahasa Indonesia untuk orang asing? Sebab saya merasa bahasa asing yg saya pelajari skrg ini kurang bisa saya pakai (khusunya di Indonesia).

Terima kasih.

Unknown said...

hallo salam kenal ya ,,saya juga sekarang lg mengajar Bahasa Indonesia untuk expat yg tinggal di jakarta... mereka org Korea dan China .. btw saya kehabisan materi untuk mengajar mereka yg sudah advance , kalo yg beginner saya masih banyak bab nya sih ada saran gak untuk materi apa yg cocok untuk yg advance>?? thx

Unknown said...

boleh tahu cara membuat kurikulumnya?