Prologue: Assalamu’alaikum, selamat datang di Blog Dimas Abdirama, tempat yang tepat jika kalian ingin mengetahui lebih jauh tentang Dimas Abdirama. Hehehehe... Ini adalah tulisan pertama gue di Blog. Sebenarnya dulu gue pernah buat Blog, tapi gue hapus. Dan sekarang gue berniat membuat Blog lagi dengan syarat harus pada saat yang tepat. Inilah saat yang tepat itu. Kenapa tepat? Baca di akhir postingan ini...
Viel Spaß!
Most recently question yang dilontarkan ke gue pada satu tahun terakhir ini adalah: "Kuliah apa sekarang?". Saking banyaknya yang bertanya sampai capek menjawabnya hehehehe. Pengen deh gue merekam jawaban gue dalam kaset dan tinggal pencet play kalau ada yang bertanya lagi. So, sekarang gue jelasin deh lagi kuliah apa gue sekarang. Simak baik-baik.
Satu tahun terakhir ini gue menjalankan program Studienkolleg. Apa itu Studienkolleg? Studienkolleg adalah program yang ditawarkan pada beberapa Universität (Universitas, untuk selanjutnya disingkat Uni) atau Fachhochschule (Sekolah tinggi kejuruan, untuk seterusnya disingkat FH) untuk para mahasiswa asing non EU yang ingin melanjutkan pendidikan S1-nya di Jerman.
Mengapa harus melalui tahap Studienkolleg?
Karena Jerman menuntut persamaan. Para calon mahasiswa asing pastinya datang dari negara yang berbeda dan dengan sistem pendidikan di sekolah yang juga berbeda bukan? Mungkin ada yang sistem pendidikan sekolahnya di atas sistem pendidikan sekolah di Jerman, ada juga yang di bawah. Oleh karena itu harus disamakan. Nanti di Uni, para mahasiswa asing akan bercampur baur dengan mahasiswa Jerman.
Selain itu, program S1 di Jerman memakai bahasa Jerman. Bisa bahasa Jerman untuk pergaulan saja belum cukup. Para mahasiswa asing juga harus tahu kata-kata ilmiah dalam bahasa Jerman (Fachsprache) dan juga harus terbiasa dengan metode-metode Jerman, pola pikir Jerman, bentuk ujian di Jerman dan tentang Jerman lainnya. Para mahasiswa asing di Studienkolleg diperlakukan sama seperti murid-murid SMA Jerman tingkat akhir yang bakalan menghadapi Abitur (Ujian Akhir SMA di Jerman, kayak UAS gitu deh). Bedanya, di akhir Studienkolleg mereka menghadapi Feststellungsprüfung (untuk selanjutnya disingkat FSP) yang tingkatannya sama seperti Abitur ini. Dengan FSP mereka dapat berkuliah di Uni atau FH di Jerman.
Tapi bukan berarti Studienkolleg itu bukan bagian dari dunia perkuliahan atau perkampusan lho. Studienkolleg gue adalah Studienkolleg der Technischen Universität Berlin (Studienkolleg dari Universitas Teknik Berlin). Kami mendapatkan fasilitas layaknya mahasiswa (dapat kartu mahasiswa, tiket angkutan umum / semesterticket, dsb) Cuma bedanya kami kayak anak sekolahan aja. Mata pelajarannya, bahan pelajarannya, sampe guru-gurunya sekolahan bangett!! Jadi gue di SMA bukan tiga tahun melainkan empat tahun.
Untuk mendapat tempat di Studienkolleg pun nggak gampang. Para calon mahasiswa asing harus mengirimkan lamaran ke Uni atau FH yang memiliki Studienkolleg, dan ikut ujian masuk yang bernama Aufnahmeprügung. Yang ikut ujian masuknya biasanya sampai 500-an orang, tapi Cuma 30-100 orang yang diterima Studienkolleg. Bahan pelajarannya pun juga nggak gampang karena semua serba baru. Semua harus dengan metode Jerman. Jadi yah susah!. FSP nya pun susah.
Viel Spaß!
Most recently question yang dilontarkan ke gue pada satu tahun terakhir ini adalah: "Kuliah apa sekarang?". Saking banyaknya yang bertanya sampai capek menjawabnya hehehehe. Pengen deh gue merekam jawaban gue dalam kaset dan tinggal pencet play kalau ada yang bertanya lagi. So, sekarang gue jelasin deh lagi kuliah apa gue sekarang. Simak baik-baik.
Satu tahun terakhir ini gue menjalankan program Studienkolleg. Apa itu Studienkolleg? Studienkolleg adalah program yang ditawarkan pada beberapa Universität (Universitas, untuk selanjutnya disingkat Uni) atau Fachhochschule (Sekolah tinggi kejuruan, untuk seterusnya disingkat FH) untuk para mahasiswa asing non EU yang ingin melanjutkan pendidikan S1-nya di Jerman.
Mengapa harus melalui tahap Studienkolleg?
Karena Jerman menuntut persamaan. Para calon mahasiswa asing pastinya datang dari negara yang berbeda dan dengan sistem pendidikan di sekolah yang juga berbeda bukan? Mungkin ada yang sistem pendidikan sekolahnya di atas sistem pendidikan sekolah di Jerman, ada juga yang di bawah. Oleh karena itu harus disamakan. Nanti di Uni, para mahasiswa asing akan bercampur baur dengan mahasiswa Jerman.
Selain itu, program S1 di Jerman memakai bahasa Jerman. Bisa bahasa Jerman untuk pergaulan saja belum cukup. Para mahasiswa asing juga harus tahu kata-kata ilmiah dalam bahasa Jerman (Fachsprache) dan juga harus terbiasa dengan metode-metode Jerman, pola pikir Jerman, bentuk ujian di Jerman dan tentang Jerman lainnya. Para mahasiswa asing di Studienkolleg diperlakukan sama seperti murid-murid SMA Jerman tingkat akhir yang bakalan menghadapi Abitur (Ujian Akhir SMA di Jerman, kayak UAS gitu deh). Bedanya, di akhir Studienkolleg mereka menghadapi Feststellungsprüfung (untuk selanjutnya disingkat FSP) yang tingkatannya sama seperti Abitur ini. Dengan FSP mereka dapat berkuliah di Uni atau FH di Jerman.
Tapi bukan berarti Studienkolleg itu bukan bagian dari dunia perkuliahan atau perkampusan lho. Studienkolleg gue adalah Studienkolleg der Technischen Universität Berlin (Studienkolleg dari Universitas Teknik Berlin). Kami mendapatkan fasilitas layaknya mahasiswa (dapat kartu mahasiswa, tiket angkutan umum / semesterticket, dsb) Cuma bedanya kami kayak anak sekolahan aja. Mata pelajarannya, bahan pelajarannya, sampe guru-gurunya sekolahan bangett!! Jadi gue di SMA bukan tiga tahun melainkan empat tahun.
Untuk mendapat tempat di Studienkolleg pun nggak gampang. Para calon mahasiswa asing harus mengirimkan lamaran ke Uni atau FH yang memiliki Studienkolleg, dan ikut ujian masuk yang bernama Aufnahmeprügung. Yang ikut ujian masuknya biasanya sampai 500-an orang, tapi Cuma 30-100 orang yang diterima Studienkolleg. Bahan pelajarannya pun juga nggak gampang karena semua serba baru. Semua harus dengan metode Jerman. Jadi yah susah!. FSP nya pun susah.
Studienkolleg der TU Berlin
Di Studienkolleg, para mahasiswa asing harus belajar selama dua semester yang mencakup pelajaran Deutsch I, Deutsch II, Mathematik Analysis, Mathematik Vektor, Physik Mechanik, Physik Elecktrotechnik, Chemie, Informatik dan Englisch. Kalau untuk program W (ilmu sosial – seperti IPS) ada pelajaran BWL, VWL, Wirtschaftmathematik. Dan untuk program M (ilmu biologi dan kedokteran) ada pelajaran Biologie, Program G dan S (ilmu jiwa... bukan... apa yah... gue nggak bisa menemukan terjemahan yang pas... pokoknya Geistwissenschaft deh) ada pelajaran Geschichte, Musik, dsb.
Cerita gue:
Demi mendapatkan studienkolleg, gue melamar ke kurang lebih enam belas Uni dan FH, dan mendapat panggilan test sebanyak empat belas panggilan. (btw, nggak semua lamaran dapat panggilan, tergantung dari NEM kita di SMA juga, kalau rata2nya kurang dari enam biasanya susah dapat panggilan). Ujian pertama gue adalah Studienkolleg Uni Hannover waktu masih di Indonesia dulu. Kita ujian di Goethe Institut Jakarta. Hasilnya, gue nggak lulus.
Pas sudah sampai di Jerman, gue ikut ujian di Uni Hamburg, hasilnya nggak lulus. Pantang menyerah, ikut ujian lagi di TU Darmstadt, alhamdulillah lulus. Selanjutnya ujian di TU Berlin, lulus, dan ujian lagi di FH Konstanz, juga lulus. Pada akhirnya gue memilih Berlin sebagai tempat Studienkolleg gue.
Kenapa Berlin?
Berlin: meine zweite Stadt
Banyak alasan. Bakal gue jabarkan pada postingan gue selanjutnya. Intinya sih, karena gue lahir dan besar di Jakarta, yang merupakan kota besar, gue agak kurang nyaman tinggal di kota yang tidak ‘ramai’. Maka gue pilih Berlin – sebagai ibukota Jerman. Tapi, gue akhirnya tahu kalau justru Studienkolleg Berlin adalah salah satu dari Studienkolleg tersusah di Jerman (jadi agak nyesel sih... hehehe)
Ya segitu dulu mungkin penjelasan dari gue tentang Studienkolleg. Sudahkah pertanyaan kalian terjawab?
Oh ya, jawaban dari “kenapa saat ini merupakan saat yang tepat?” adalah karena pada hari ini gue baru saja menyelesaikan FSP, jadi sekarang bebas dan lepas!
5 comments:
Hallo..Guten Morgen?
Salam kenal. Ich bin Tami. saya juga mau kuliah ke jerman dan sedang menjalankan sekolah bahasa di jakarta. tapi sebelum nya saya ingin bertanya tentang postingan anda. boleh?
" Tapi, gue akhirnya tahu kalau justru Studienkolleg Berlin adalah salah satu dari Studienkolleg tersusah di Jerman (jadi agak nyesel sih... hehehe)"
apa yang anda maksud dengan studienkolleg di berlin tersusah ya?? masalahnya saya juga ingin ambil studienkolleg di sana??
oia,,waktu anda mengajukan ke uni atau fh di jerman apa sebelumnya anda sudah fasih berbahasa jerman? melalui jalur apa anda kuliah ke jerman?
saya ingin tahu lebih banyak lagi tentang kuliah ke jerman..apa saya boleh banyak bertanya kedepannya?
PS. untuk selanjutnya lebih enak berhubungan langsung lewat e-mail atau facebook. boleh?
e-mail: runna_datte@hotmail.com
facebook: khairina putri antami
permisi, saya mau tanya...
kalau tes ujian masuk studienkolleg tu kaya gimana ? bisa di jlaskan lbih dtail lagi ga
makasi
halo wie geht's?
entschuldigung, saya dani.apakah saat anda mendaftar studkoll ke jerman apakah anda sudah mahir berbahasa jerman?
enaknya ambil studkoll di indo atau di jerman?
kalau mau mengambil jurusan hukum di jerman masuk kurs yang mana ya?apakah yang ilmu sosial?
biaya hidup di jerman tinggi kah?
maaf pertanyaan saya banyak, karena saya fokus sekolah di jerman.
danke
halo ka.. ak mau nanya dong.. tolong bantu yaa :p kalo ijazah o level itu bisa keterima gak kaa? apa harus ijazah SMA biasa yg d ke bhs jermanin? makasi banyakk kaa
halo ka.. ak mau nanya dong.. tolong bantu yaa :p kalo ijazah o level itu bisa keterima gak kaa? apa harus ijazah SMA biasa yg d ke bhs jermanin? makasi banyakk kaa
Post a Comment