Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang mengikuti program bachelor atau master datang untuk menuntut ilmu ke Jerman dengan beasiswa dari yayasan ayah bunda. Sebagian dari mereka ada yang berasal dari keluarga dengan ekonomi cukup, ada juga yang berasal dari keluarga dengan ekonomi cukup untuk membiayai beberapa bulan/tahun saja.
Untuk menyambung hidup saya tahu benar betapa beratnya berkerja sambil berkuliah. Sebagian besar mahasiswa Indonesia hanya tahu bahwa tidak ada beasiswa untuk mahasiswa asing apalagi yang sudah memulai kuliahnya di sini. Nah, pada cerita saya kali ini, saya akan memaparkan beberapa informasi tentang beasiswa untuk mahasiswa asing yang sudah berkuliah di sini. Pesan saya, coba saja untuk melamar, tidak perlu ragu karena tertahan persyaratan yang mungkin belum terpenuhi, karena tidak ada salahnya mencoba dan berusaha. Siapa tahu Allah punya rencana. Tertarik?
Setiap detik adalah makna, setiap masa adalah rasa, sulit membayangkan bahwa manusia tidaklah istimewa, perjalanan kita, dalam arus debu aksara - Dimas Abdirama
Tuesday, November 30, 2010
Monday, November 29, 2010
Pelukmu, Dekapanmu, Hangatmu
Aku tak akan pernah lupa saat tahun lalu aku melihat wajahmu kembali setelah tiga tahun tak bertemu. Ada banyak perubahan, terlalu banyak malah, yang menyadarkanku bahwa waktu memang terus berputar dan aku semakin tua.
Aku tak akan pernah lupa saat kemarin aku melihat lagi wajahmu. Siang itu, selepas salat zuhur, aku menuruni anak tangga dan melihatmu di sana. Kau tampak sangat berbahagia dengan kehadiranku, serta langsung memelukku, dekap sekali, hangat sekali dan kau tidak kunjung melepaskannya. Tiba-tiba aku sadar, bahwa ada rasa seperti ketika aku kecil dulu...
Dulu, aku adalah anak yang manja dan cengeng. Aku masih ingat setiap kali aku menginginkan sesuatu, aku merengek sambil memeluki kakimu. Aku masih ingat setiap kakakku mengganggu, aku mengadunya kepadamu sambil memeluki kakimu, menangis sampai kamu menggendongku dan membuatku tertawa kembali...
Aku masih ingat cerita Sangkuriang, cerita si Amri yang punya bibi rusa dan tinggal di atas gunung, yang gemar kau ceritakan kepadaku...
Aku masih ingat semua pengorbananmu, untuk menjadikan aku menjadi aku...
Dan aku hanya bisa terpaku dalam pelukanmu, bukan karena tidak tahu, justru karena aku sangat tahu sehingga aku memilih membisu. Aku ingin dekapan itu tidak cepat berlalu...
Sabar -- hanya itu yang bisa aku bisikkan. Pah, aku ingin membuatmu bangga. Pah, sungguh, aku hanya ingin membuatmu bangga. Senyummu dan senyum mama adalah segalanya. Walau aku seorang yang banyak kekurangan, aku ingin yang sedikit dariku bisa membuat kau bangga. Pah, aku rindu padamu, sangat rindu, semoga kita bisa segera kembali bertemu...
Aku tak akan pernah lupa saat kemarin aku melihat lagi wajahmu. Siang itu, selepas salat zuhur, aku menuruni anak tangga dan melihatmu di sana. Kau tampak sangat berbahagia dengan kehadiranku, serta langsung memelukku, dekap sekali, hangat sekali dan kau tidak kunjung melepaskannya. Tiba-tiba aku sadar, bahwa ada rasa seperti ketika aku kecil dulu...
Dulu, aku adalah anak yang manja dan cengeng. Aku masih ingat setiap kali aku menginginkan sesuatu, aku merengek sambil memeluki kakimu. Aku masih ingat setiap kakakku mengganggu, aku mengadunya kepadamu sambil memeluki kakimu, menangis sampai kamu menggendongku dan membuatku tertawa kembali...
Aku masih ingat cerita Sangkuriang, cerita si Amri yang punya bibi rusa dan tinggal di atas gunung, yang gemar kau ceritakan kepadaku...
Aku masih ingat semua pengorbananmu, untuk menjadikan aku menjadi aku...
Dan aku hanya bisa terpaku dalam pelukanmu, bukan karena tidak tahu, justru karena aku sangat tahu sehingga aku memilih membisu. Aku ingin dekapan itu tidak cepat berlalu...
Sabar -- hanya itu yang bisa aku bisikkan. Pah, aku ingin membuatmu bangga. Pah, sungguh, aku hanya ingin membuatmu bangga. Senyummu dan senyum mama adalah segalanya. Walau aku seorang yang banyak kekurangan, aku ingin yang sedikit dariku bisa membuat kau bangga. Pah, aku rindu padamu, sangat rindu, semoga kita bisa segera kembali bertemu...
Wednesday, November 17, 2010
Kivu Bukavu
Kivu, kau yang terindah,
bisik Hemmingway.
Aku ingin menangis,
tapi danau tak bisa menangis.
--Helvy Tiana Rosa
bisik Hemmingway.
Aku ingin menangis,
tapi danau tak bisa menangis.
--Helvy Tiana Rosa
Subscribe to:
Posts (Atom)