Monday, October 25, 2010

Aku Sebagai Manusia

Aku sebagai manusia meretas gelap malam dan pada diriku menjadi manusia gelap
Aku sebagai manusia menceracau dengar ceracau dan pada diriku menjadi pendengar ceracau
Aku sebagai manusia membuta cinta membutakan dan pada diriku menjadi korban buta

Dan bola yang sudah tergeletak di bawah dilemparkannya lagi ke langit-langit
Menemukan titik jenuhnya dan menghempas lantak ke arah gravitasi
Ini mungkin yang dicari dan pada manusia itu menemukannya

Aku sebagai manusia menuntaskan keinginan dan pada diriku menjadi manusia penuntas
Aku sebagai manusia mendera sayat di dada dan pada diriku menjadi manusia tersayat
Aku sebagai manusia pemegang ubun-ubun ketiga dan pada diriku menjadi manusia ketiga

Lakon pentas yang terputar itu hanyalah kamuflase
Menutupi aksi bisik yang sesungguhnya yang jelas terpatri di layar
Berat memang namun pada manusia itu mesti memikulnya
Atau mungkin yang aku kira kamuflase itu juga adalah kamuflase

Terang pagi dan pada manusia itu menjadi manusia terang benderang
Tahu arah dan tahu kemana
Selamat, pada manusia itu selesai melaksanakan tugas
Selamat, pada manusia itu mesti merasakan perih kembali

Berlin, 2010.

2 comments:

Amaliya Ariyani Pertiwi said...

tralalalala... a great one!

Anonymous said...

Dalem banget artinya, makasih telah berbagi..